Filipina-MILF sepakati otonomi

Juru runding pemerintah Filipina mengatakan mereka telah mencapai kesepakatan dengan kelompok pemberontak Muslim terbesar, Front Pembebasan Islam Moro (MILF) untuk memperluas daerah otonomi Muslim di bagian selatan negara itu.

Penduduk di 712 desa yang terpengaruh rencana itu akan diminta memberikan suara dalam waktu 12 bulan untuk menentukan apakah mereka setuju atau tidak.

Kawasan otonomi Muslim yang lebih besar menjadi tuntutan MILF selama puluhan tahun.

Penasehat perdamaian Presiden Filipina mengatakan kerangka kerja kesepakatan itu diperkirakan akan tersusun awal bulan depan.

"Terobosan berhasil dicapai dengan penandatangani pernyataan bersama," kata Hermogenes Esperon.

Pada awal bulan ini, kedua pihak menyetujui perluasan kawasan otonomi Muslim, namun perjanjian tersebut tampaknya diragukan karena mereka belum dapat menyepakati kerangka waktu.

Sabtu lalu, muncul laporan-laporan yang mengatakan pembicaraan yang dilakukan di Malaysia itu mencapai jalan buntu.

Namun para juru runding kini mengatakan sejumlah perbedaan pendapat berhasil diselesaikan.

Andika Bambang Supeno, kepala bidang politik kedutaan Indonesia di Filipina yang memantau perkembangan ini, menyatakan inti tuntutan rakyat setempat adalah hak untuk kesejahteraan mereka.

Perjanjian yang baru mencakup perluasan kawasan otonomi saat ini di Mindanao untuk mengikutsertakan lebih dari 700 desa lagi.