Admin Admin
Jumlah posting : 271 Join date : 31.01.08
| Subyek: Siti Fadilah Melawan : Kaum Muslim Harus Bersatu, Lawan Penindasan Asing Wed Mar 19, 2008 7:13 pm | |
| Siti Fadilah Melawan : Kaum Muslim Harus Bersatu, Lawan Penindasan Asing19 Mar 2008 - 1:36 am Presidium MER-C: Masih Perlukah WHO untuk Cegah Virus Menular? imageMenteri Kesehatan Siti Fadilah Supari menegaskan penidasan terhadap negara dunia ketiga yang didiami oleh sebagian besar umat muslim oleh negara maju sudah bukan zamannya, karena itu perlu ada perubahan pemikiran untuk menghapuskan hegemoni yang tidak menguntungkan itu.
“Siapapun harus mempunyai pemikiran untuk merubahnya, kehendak Allah tanpa usaha tidak akan terjadi, karena itu saya mencoba menuangkan dalam sebuah tulisan, ” katanya dalam Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan bertajuk “Siti Fadilah melawan: Saatnya Indonesia Berubah”, di Auditorium YTKI, Jakarta,Senin(17/3). Dalam buku yang ditulisnya, Menkes mengaku, tidak menuding siapapun, namun dirinya berusaha melakukan pembenaran terhadap mekanisme yang selama ini berjalan di badan kesehatan dunia WHO secara adil, di mana negara yang mempunyai virus itu berada dalam posisi yang sejajar dengan negara maju yang melakukan penelitian
“Saya hanya berbicara sesuai commonsense muslim ataupun negara miskin yang biasa menjadi korban, di mana negara berkembang yang terkena virus itu duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi. Bukan saja menjadi korban, tempat untuk mencari keuntungan, itulah yang saya perjuangkan, ” tegasnya.
Menkes mengatakan, upaya negara maju untuk menguasai negara berkembang seperti Indonesia dilakukan dengan cara membuat sistem yang terpecah-pecah dan saat ini sudah mulai merasuk ke dalam negeri.
Siti Fadilah mencontohkan, pada era otonomi daerah ini sangat mudah pengaruh asing masuk ke daerah, karena pada umumnya para pemimpin mereka tidak mempunyai mental yang kuat untuk mencegahnya.
“Mental kita digempur habis-habisan yang dipikirkan hanya perut, membuat standar ganda, bernegosiasi dengan dalih efisiensi, bantuan, teknik assistance-lah, “cetusnya.
Ia mengaku, tidak pernah tergiur dengan iming-iming bantuan yang diberikan oleh pihak asing, sebab itu justru akan membuat dirinya tersinggung, ketika perwakilan asing itu mencoba mengungkit-ungkit apa yang sudah diberikannya.
“Saya adalah satu-satunya Menteri yang tidak mau menguntang, technical assistance saja saya tidak mau. Kadang-kadang dipaksa, saya bisa menjawab, loh yang paling tahu negara saya, ya saya, kok kamu mau bantu saya, tahu apa kamu, “tuturnya disambut gema takbir oleh peserta diskusi yang memadati auditorium YTKI.
Dalam kesempatan itu, Menkes meminta agar kaum muslim dapat bersatu untuk mencegah berbagai macam pengaruh asing yang datang, sebab apabila kaum muslim terpecah-belah pihak asing senang karena menjadi sasaran untuk melancarkan pengaruhnya.(novel/eramuslim)
Presidium MER-C: Masih Perlukah WHO untuk Cegah Virus Menular? imagePresidium Medical Emergency Rescue Committe (MER-C) Joserizal Jurnalis mempertanyakan, peran badan kesehatan dunia (WHO) dalam melakukan pemberantasan penyakit menular, seiring mulai terkuaknya isu permainan dalam pengelolaan virus.
Ia mencontohkan, kasus flu burung (avian influenza) yang menyerang beberapa negara berkembang termasuk Indonesia, bagi negara yang terjangkit wabah itu diwajibkan untuk mengirimkan sampel virus ke Laboratorium di Hongkong, untuk diteliti dan dibuatkan vaksinnya.
"Kenapa yang badan dunia, tidak melakukan preventif, justru malah virus itu dilaboratorium itu dibiakkan. Seharusnya badan dunia dapat melakukan preventif dengan membuat vaksin di negara yang terkena virus itu dan dibantu secara keuangan, secara peralatan, dibantu secara pemikiran, "ujarnya dalam Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan bertema "Siti Fadilah Melawan: Saatnya Indonesia Berubah", di Auditorium YTKI, Jakarta, Senin (17/3).
Joserizal menduga, penyebaran virus penyakit mematikan selama ini dimanfaatkan oleh perusahaan besar produsen obat-obatan untuk mengeruk keuntungan dari negara dunia ketiga yang hanya mengandalkan kekayaan alamnya saja. Ia menegaskan, seharusnya lembaga dunia bekerjasama untuk memberantas penyakit menular itu, bukannya menjadi broker terhadap sistem yang tidak sehat.
"Umumnya negara dunia ketiga dijadikan sasaran untuk menyebarkan virus, yang ujung-ujungnya kepentingan untuk menguasai sektor lain. Kemudian dimanfaatkan perusahaan swasta negara maju untuk menjual obat-obatan, anda mampu gak beli, kalau gak mampu nih uang tinggal pinjam, kalau tidak mampu bayar, barang tambang anda kan ada, " tandasnya.
Cara-cara berfikir seperti ini, lanjutnya tidak selayaknya untuk diterapkan, sebab apabila semua dibisniskan seperti ini yang terkena dampaknya paling parah adalah negara berkembang, karena dari segi teknologi mengalami keterbatasan. Ia menilai alangkah tidak elegannya, jika virus yang memang sebenarnya tidak ada obatnya hanya mengandalkan daya tahan tubuh manusia ini harus dijadikan permainan.
Joserizal memberikan apresiasi terhadap karya Menteri Kesehatan RI yang berjudul "Saatnya Dunia Berubah", terlihat sikap peduli Menkes terhadap ketidakadilan yang dilakukan oleh negara-negara maju terhadap negara berkembang.(nofellisa/eramuslim)
| |
|